Minggu, 26 Juli 2009

KEDERMAWANAN


Ditulis oleh HikmahIslam di/pada April 13, 2007
Pada zaman dahulu, ada seorang lelaki yang beriman tinggal bersamadengan isteri dan anak-anaknya. Mereka tinggal dalam sebuah gubuksederhana. Meskipun mereka jauh dari kilauan dan gemerlap materi, hati merekadipenuhi dengan kasih sayang.
Pada suatu hari lelaki beriman itu berada dalam kesulitan,sampai-sampai isterinya berkata kepada lelaki itu, “Kini simpanan kita tinggal satudirham saja.” Lelaki itu mengambil satu dirham tersebut dan pergi kepasar. Dengan uang itu dia akan membeli sedikit makanan. Dalam keadaanbertawakal kepada Tuhan, dia tiba di pasar. Baru beberapa langkah diaberjalan, tiba-tiba terdenagar suara gaduh. Seseorang berkata denganmarah, “Engkau harus membayar utangmu. Jika tidak, aku tidak akan membiarkanengkau pergi.”
Lelaki yang berdiri di hadapan orang itu menundukkan kepalanya karenamalu. Sang lelaki yang beriman itu mendekati kedua orang yang berselisihitu dan dengan suara yang lembut bertanya, “Baiklah, katakanlah apayang menyebabkan kalian berselisih paham.”
Lelaki yang berhutang berkata, “Lelaki ini telah menjatuhkan hargadiriku hanya karena uang satu dirham padahal saat ini aku tidak mampu untukmelunasi utang tersebut.”
Lelaki beriman itu berfikir sebentar dan kemudian, uang satu dirhamyang dimilikinya itu diberikannya kepada si penghutang. Akhirnya,terjalinlah persahabatan antara orang itu tadi. Lelaki yang berutang itumendoakan keselamatan buat lelaki yang beriman itu serta mengucapkankesyukurannya.
Hati lelaki beriman itu dipenuhi rasa gembira karena berhasil menolongorang lain. Lalu diapun pulang ke rumahnya. Di pertengahan jalan diaterpikir, “Sekarang, bagaimana aku harus memberi jawaban kepada isteriku? Jika dia memprotes, aku akan membiarkannya karena itu haknya.”
Sesampainya di rumah, dia menceritakan apa yang telah terajdi.Isterinya adalah juga seorang perempuan yang baik dan beriman. Dia tidakmemprotes suaminya, malah berkata, “Engkau telah melakukan sesuatu yang baikhari ini dan engkau telah memelihara harga diri lelaki itu. Allah pastiakan memberi balasan kepadamu. Ambillah tali yang ada di rumah kita inidan juallah di pasar. Mudah-mudahan, uang tersebut bisa engkau gunakanuntuk membeli makanan.
Lelaki beriman itu merasa sungguh gembira dengan sikap isterinyatersebut. Dia kemudian mengambil tali itu dan membawanya ke pasar. Namun,betapapun dia berusaha keras untuk menjual tali itu, tidak ada seorang punyang ingin membelinya. Dengan rasa putus asa, dia pulang ke rumahnya.Di pertengahan jalan pulang, dia bertemu dengan nelayan penjual ikanyang juga gagal menjual ikannya. Lelaki beriman itu menghampirinya danberkata, “Tidak ada orang yang ingin membeli ikanmu dan tidak juga taliku.Bagaimana menurutmu bila kita berdua saling menukar barang ini?”
Si nelayan berpikir dan kemudian berkata, “Aku tidak mempunyai tempatuntuk menyimpan ikan ini di rumah. Lebih baik engkau ambillah ikan inidan sebagai gantinya aku akan menjadi pemilik talimu yang mungkin disatu hari nanti berguna buatku.”
Akhirnya, lelaki beriman itu membawa pulang ikan ke rumahnya. Isterinyadengan gembira segera memasak ikan tersebut. Ketika perut ikan dibelah,dengan penuh takjub dia menemukan sebuah mutiara yang berharga didalamnya. Ya, suami istri mukmin dan baik hati itu memperoleh harta yangbanyak.
Lelaki itu membawa mutiara ke toko emas untuk dijual dan mutiara ituterjual dengan harga seratus dirham. Lelaki itu dan isterinya bersyukurkepada Tuhan yang telah memberikan mereka kekayaan. Mereka pun tidaklupa untuk tetap berbuat baik dengan membagi-bagikan sebagian uang merekakepada orang-orang miskin lainnya. Lelaki beriman itu berkata kepadaisterinya: Tuhan telah mengaruniakan kepada kita nikmat, kesenangan dankemewahan. Kini sebagai tanda kesyukuran atas nikmat ini marilah kitamembagikan kekayaan yang ada kepada mereka yang memerlukan. Siapakah yanglebih layak dari sang nelayan yang telah bersusah payah menangkap ikandi laut itu?”
Lelaki beriman itu pergi ke pasar dan mencari si nelayan itu. Setelahberusaha keras, akhirnya dia bertemu dengan sang nelayan dan dia punmenceritakan pengalamannya. Dia berkata, “Aku ingin memberi sebagian dariuang ini kepadamu.” Meskipun miskin, nelayan itu adalah seorang lelakiyang baik hati. Dia berkata, “Wahai teman, apa yang engkau dapatkan didalam perut ikan itu disebabkan karena kebaikanmu dan aku tidakbersedia mengambil apa-apa darimu.”
Lelaki beriman itu menjawab, ”Tuhan telah memberi ilham kepadamusehinggakan dengan niat baik engkau telah menukar ikan milikmu dengan talikuagar aku dapat mengenyangkan perut isteri dan anak-anakku. Ketahuilah,apa yang ingin aku berikan kepadamu ini adalah hadiah bagi niat baikmuitu. Tuhan menginginkan agar engkaupun menikmati nikmat yang Diaberikan.”
Akhirnya, nelayan tersebut menerima uang itu dan mengucapkan syukurkepada Tuhan atas kebaikan dan karunia Tuhan. Dengan cara ini, Tuhan telahmemberi kemuliaan kepada lelaki beriman dan isterinya itu lewatujian-Nya. Dalam ketiadaan harta, mereka tetap bersabar dan dalam keadaanberkecukupan, mereka mengucapkan bersyukur kepada Tuhan dan membagi nikmatitu dengan orang lain.
Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata: “Barang siapa yangmembantu meringankan kesulitan orang mukmin, Tuhan akan memberi kemudahankepadanya dunia dan akhirat.”

Assalamu'alaikum Wr Wb

Assalamu'alaikum Wr Wb